Selasa, 30 April 2013

Melepaskan yang Tak Harus untuk Diperjuangkan



Melepaskan yang Tak Harus untuk Diperjuangkan

Bagaimana aku bisa masuk ke dalam hati yang nyatanya sudah berpenghuni ?,
Meski penghuni itu hanya ilusi yang masih saja dibawa dari masa-masa yang sudah terlewati,
Bagaimana aku bersikeras masuk, sedangkan pemilik kediaman tidak akan mempersilakan aku duduk ?,
Pada akhirnya nanti, aku kan sampai pada titik dimana aku harus bangun dari segala mimpi.,
Pada akhirnya nanti, aku harus menyadari bahwa ada hal-hal yang telah disediakan namun bukan untuk aku miliki.,
Pada akhirnya nanti, aku harus memilih untuk memperjuangkanmu hingga letih, atau mempersiapkan diri untuk pergi,
Pada akhirnya nanti, aku kan menemui saat-saat dimana sudah tak memungkinkan lagi tuk memperjuangkanmu,
Bukankah tak ada artinya menunggu, padahal  dirimu bukanlah untuk kutunggu ?,
Bukankah tak mungkin aku memiliki sesuatu yang tak diperuntukkan bagiku ?,
Ketika aku memutuskan untuk pergi, itu berarti aku tak mampu untuk mempertahankanmu lagi,
Ketika aku menganggap semua tlah usai, itu berarti dirimu bukan lagi sesuatu yang ingin kugapai,
Aku melepasmu sebagai hati yang ingin aku pilih dan kuharap bisa membuatnya pulih,
Namun, kini aku membiarkanmu untuk menggapai bahagiamu tanpa aku, karena dititik ini aku sudah pasti mampu melepasmu dari hidupku,
Mari pergi dari titik ini dan mencari bahagia kita sendiri,
Aku melepaskan agar ia yang sedang datang menujuku dapat menemukan jalan yang sudah ditentukan-Nya.
“Kepadamu, terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan kebersamaan hanya memperbanyak ruang tertutup. Mungkin jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanku dan jalanmu. Aku dan kamu seperti hujan dan teduh yang ditakdirkan bertemu, namun tidak bersama dalam perjalanan. Bukankah seperti menebak langit abu-abu..?” (dikutip dari novel Hujan dan Teduh).
***
KAIZEN ^^”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar